Batu Klawing, Batu Mulia Darah Kristus

Batu mulia darah Kristus yang cukup langka, ditemukan di sekitar aliran Sungai Gintung yang merupakan salah satu anak Sungai Klawing, di Kabupaten Purbalingga. Batu yang cukup diincar kalangan bangsawan Prancis itu ditemukan oleh ahli geologi Institut Teknologi Bandung Budi Brahmantyo dan Sekretaris Jenderal Masyarakat Batu Mulia Indonesia , Sujatmiko, dengan dibantu puluhan mahasiswa Geologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Di sekitar aliran Sungai Gintung juga ditemukan banyak batu bertekstur pipih pada satu sisi dan tebal di sisi lain seperti kapak genggam. Diduga batu-batu itu adalah hasil buatan manusia masa pra-sejarah zaman neolitikum antara 5.000 sampai 10.000 tahun yang lalu.

Menurut Sujatmiko, temuan batu darah Kristus yang dikenal sebagai le sang du Christ di Prancis, merupakan temuan yang paling menarik. Selama ini, batu itu baru ditemukan di India, dan belum ditemukan di daerah lain di Indonesia.

Batu tersebut, memiliki ikatan emosional dengan umat Kristiani karena bercak merah pada batu jasper berwarna dasar hijau itu diyakini tetesan darah Yesus Kristus saat disalib. Karenanya bagi kalangan bangsawan Prancis, batu itu digunakan sebagai cap kebangsawanan. 

"Saya pernah diminta oleh seorang bangsawan Prancis mencari batu darah Kristus itu. Tapi saat itu, saya tidak punya dan tak tahu mau dicari di mana," ucapnya.

Batu darah Kristus juga digunakan oleh ilmuwan kuno untuk mempelajari siklus matahari. Karenanya, batu itu dikenal sebagai heliotrop. Sementara bagi warga sekitar aliran Sungai Gintung di Desa Arenan, Kecamatan Kaligondang, batu darah Kristus dikenal sebagai nogo sui karena warnanya yang menarik.

Batu darah Kristus sebetulnya sudah menjadi buah bibir sejak tahun 1985 dengan nama populernya batu klawing. Namun karena baru sebatas buah bibir, kami pun tidak tahu pasti seperti apa batu klawing itu. Baru kali ini, ternyata batu klawing itu adalah batu darah Kristus.

Selain menyimpan batu mulia yang cukup langka, menurut ahli geologi ITB Budi Brahmantyo, Sungai Gintung juga menyimpan bebatuan hasil budaya neolitikum berupa kapak genggam untuk menetak maupun memukul.

"Namun untuk membuktikan aliran sungai itu merupakan situs budaya manusia masa pra-sejarah , harus didukung oleh pencarian kerangka manusia purba. Kalau memang ada, aliran sungai itu harus dikonservasi sebagai situs arkeologi," kata Budi yang juga Kepala Pusat Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata ITB.

Sementara, di sepanjang aliran Sungai Gintung hingga kawasan muaranya di Sungai Klawing, cukup banyak ditemukan penggalian batu dan pasir. Hal itu pun dilegalkan oleh pemerintah daerah setempat. "Jangan sampai batu-batu berharga ini ikut diambil oleh para penggali batu dan pasir. Temuan ini harus segera ditindaklanjuti," kata Budi.

Setelah memperoleh laporan temuan tersebut, Bupati Triyono Budi Sasongko mengaku, sama sekali tidak mengetahui kalau Sungai Gintung menyimpan batu-batu mulia dan artefak neolitikum cukup berharga. "Masalahnya, kami kan tidak tahu macam-macam batu sungai. Tetapi d engan adanya hasil laporan temuan ini, tentu akan kami dukung untuk eksplorasi selanjutnya, termasuk untuk pembuatan museumnya.

Batu Bio Solar Aceh Kian Memikat


Mineral adalah suatu zat yang terdapat di alam baik itu digunung, disungai, di laut maupun didalam endapan tanah merupakan komposisi kimia yang khas sehingga membentuk struktur Khas Kristal yang unik nan indah , terkadang dapat menjelma dalam bentuk-bentuk dan ciri-ciri tertentu, ada yang membentuk wujudnya menjadi batu permata atau batu mulia, ini adalah anugerah dari Allah SWT yang patut di syukuri oleh mayarakat Aceh yang merupakan salah satu daerah yang dilirik oleh mata dunia karena kekayaan mineral yang di memiliki nya.

Aceh merupakan sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk mencapai sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya yang strategis berdekatan dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Salah satu kekayaaan yang di miliki oleh aceh adalah batu mulia atau akrabnya di kenal dengan sebutan Giok Aceh, Giok Aceh saat ini menjadi pembicaraan hangat dikalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Memakai batu Idocrase Bio Solar Aceh melingkari jari bukan lagi sekedar hobby akan tetapi menjadi pilihan bisnis yang sangat menguntungkan. Ada beberapa jenis batu mulia / Idocrase Bio Solar Aceh yang menjadi primadona atau paling dicari-cari oleh para penghoby dan pebisnis baru Idocrase Bio Solar Aceh.

Harga batu giok di Kabupaten Aceh Tengah kian hari kian melambung, seiring permintaan yang terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir ini. Untuk satu kilogram, harganya sudah ada yang seperti emas, mencapai jutaan rupiah, seiring belum ada regulasi dari pemerintah, kecuali harga yang berlaku di pasar bebas.

Potensi batu yang kita miliki hanya ada dua jenis, nefrit dan indocrase yang memiliki ratusan jenis kata salah seorang kolektor batu di Aceh Tengah.Menurutnya, kualitas batu mulia atau giok yang berada daerah dataran tinggi Gayo (DTG) merupakan kualitas terbaik, namun, belum ada perhatian dari pemerintah Kabupaten Aceh Tengah.

Penambangan maupun peredaran batu giok di Aceh Tengah, terkesan tanpa aturan. Semestinya pemerintah bisa membuat semacam perda yang mengatur yang berkaitan dengan batu mulia ini, sehingga peredaran serta penjualannya bisa terkontrol dengan baik. yang dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan, potensi ini akan terkuras habis.

Berbicara tentang harga, berlaku hukum ekonomi ataupun hukum dagang, dimana harga semakin tinggi, jika barang sedikit, tetapi permintaan tinggi. Bahkan untuk saat ini, indocrase jenis solar maupun bio solar, mencapai jutaan rupiah per kg, bahkan harga bisa lebih tinggi jika kualitas batu yang dijual bermutu tinggi.

Sebenarnya batu indocrase banyak jenisnya, hanya saja sekarang orang menyebut, ada batu solar dan bio solar. Itu hanya bahasa pasaran saja. Untuk batu giok indocrase, terbagi menjadi ratusan jenis, diantaranya jenis solar, bio solar, lumut, totol gerimis, totol jarum, belimbing, neon, serta beragam jenis lainya.

Sedangkan penamaan giok tersebut, bukan nama sebenarnya atau nama ilmiah, melainkan hanya penyebutan disesuaikan dengan bentuk dan warna. “Kalau barang jadi, kisaran harganya mulai dari harga Rp 3 juta, hingga sampai puluhan juta rupiah. Karena memang batu mulia dari daerah ini bernilai tinggi.

Sementara, demam batu giok di daerah penghasil kopi itu, telah merasuki hampir semua kalangan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, batu giok sudah menjadi bagian dari perbincangan sehari-hari.

Bahkan, kawasan Bale Atu yang berada di pusat Kota Takengon, seakan telah berubah menjadi “kampung giok” lantaran di setiap hari dipadati warga yang ingin membuat batu cincin. Di sepanjang jalan di kawasan Bale Atu, berjajar para perajin batu cincin.

Daerah penghasil batu giok di Kabupaten Aceh Tengah untuk saat ini, terdapat di kawasan Kampung Lumut, Kecamatan Linge, Kampung Pantan Reduk, Kecamatan Linge, Atu Lintang Kecamatan Atu Lintang serta Jagong Jeget, Kecamatan Jagong Jeged.

Batu Bio Solar Aceh Miliki Keunikan Tersendiri

Beragam batu mineral yang menjadi kekayaan alam Indonesia akan selalu menjadi incaran dan buruan para kolektor serta pecinta batu akik. Mulai cari batu akik bacan yang sudah sangat popular hingga manca Negara, batu lavender dari sumetera selatan yang makin berkibar di kancah nasional, batu hijau garut dan batu akik bio solar aceh, serta masih banyak batu akik lainnya yang tak kalah populernya.

Batu idocrase bio solar aceh memiliki keunikan dan keindahan tersendiri di bandingkan dengan batu akik lainnya, maka tak heran jika Batu idocrase bio solar aceh memiliki penggemar fanatic tersendiri. Warnanya yang sangat indah, mampu membuat jenis batu akik ini menjadi buruan para kolektor yang menyukai batu permata dengan warna yang indah.

Batu idocrase bio solar aceh termasuk dalam batuan yang memiliki tingkat kehalusan dan keberagaman warna yang mengagumkan. Bahkan batu idocrase bio solar dalam sebuah pameran Indonesia gemstone beberapa waktu lalu di Jakarta, mampu terjual hingga 200 juta rupiah.

Banyak yang menjadikan Batu idocrase bio solar aceh yang indah ini sebagai batu cincin penghias jari ataupun sebagai aksesoris perhiasan lainnya. Bagi kita yang suka tampil modis dan modern, tentu tak salah jika di salah satu jari kita melingkar sebuah cincin berhiaskan batu idocrase bio solar aceh.

Sementera bagi kita yang baru akan menggeluti dunia batu permata, dan saat ini sedang mencari Batu idocrase bio solar aceh, sebaiknya membekali pengetahuan tentang cara membedakan batu akik asli dengan batu akik sintetis, atau kita juga bisa mengajak seorang teman yang telah  mahir dalam dunia batu mulia. Jika kita ingin membeli sendiri baik online ataupun toko konvensional, carilah referensi yang benar-benar terpercaya, hal ini agar uang yang telah kita keluarkan tidak menjadi sia-sia.

Demikianlah sajian singkat kita tentang Batu idocrase bio solar aceh ini, semoga dengan tulisan diatas bisa menambah wawasan dan inspirasi bagi kita semua, salam sukses untuk anda.

Ragam Cerita Batu Asli Indonesia

Semua penggemar batu permata tentu sangat tahu keindahan setiap batu permata. Bagi orang awam, mungkin keindahan ini kurang bisa merasakan. Nah, tahukah kita cerita-cerita yang mengiringi setiap batu permata? Ada beragam batu permata, dan ada berbagai cerita yang mengikutinya.

Batu Bacan:

    * Nama Ilmiah: Chrysocolla Chalcedony
    * Berasal dari bahasa Yunani: Chryso (emas) dan Colla (lem), karena dulunya digunakan oleh tukang emas sebagai bahan untuk solder / patri
    * Chrysocolla pertama digunakan oleh seorang filsuf sekaligus ahli botani Yunani yang bernama        Theophratus pada tahun 315 sebelum masehi
    * Biasa disebut Giok Indonesia / Giok biru 
    * Warna bacan bervariasi, dari biru, hijau, hati hiu, kembang super, merah, dll
    * Umumnya batu bacan Indonesia dibagi menjadi 2 jenis: bacan Doko (kehijauan) dan bacan Palamea (kebiruan)
    * Batu bacan Indonesia umumnya ditambang di pulau Kasiruta (Maluku), di desa Doko, desa Palamea, desa Imbu-Imbu, desa Besori, dan beberapa tempat       lainnya di Maluku
    * Batu bacan King Obi merupakan jenis lain dari batu bacan yang mahal harganya. Terdiri dari beberapa warna dan bahan penyusun (Yellow King, Red       King, Orange King dan White King)
    * Batu bacan disebut Batu Hidup, karena kemampuannya dengan cepat berubah warna dan mengkristal secara alami

Batu Bio Solar:

    * Bio Solar ini memiliki ciri khas warna mirip dengan warna BBM Solar dan memiliki efek/jiwang yang    kuat, efek itu membentuk alami didalam struktur       batu tersebut.Untuk itulah batu ini diberi nama Bio Solar
    * Bio Solar di Indonesia biasanya terbagi 2 jenis, Bio Solar Aceh dan Bio Solar Baturaja
    * Bio Solar Aceh merupakan salah satu batu mulia yang masuk dalam golongan batu Idocrase. Bio Solar Aceh selain harganya tergolong mahal untuk       mendapatkannya juga tidak mudah. Karena itu batu jenis Idocrase Solar Aceh sangat diminati dan paling dicari-cari oleh para gamestoners
    * Solar aceh termasuk jenis Giok dengan beragam kualitas dan warna, jenis super solar Aceh tidak kalah dengan batu kristal yang sudah populer       terdahulu. Giok sendiri adalah sejenis batu permata, salah satu dari jenis batu permata yang di dalamnya terdiri dari banyak unsur mineral yang telah       ditemukan dan digunakan oleh bangsa timur selama beribu-ribu tahun lalu.
    * Batu Giok Gayo/Aceh yang sudah diuji kekerasan di laboratorium di Jakarta memiliki kadar kekerasan mencapai 7, 3 Skala Moh’ s. Batu kelas ini       tergolong jenis batu mulia dan batu mulia tanggung, nilai kerasnya kira-kira 7, sebagian besar terdiri dari asam kersik ( kiezelzuur)


Batu Garut (Bungbulang):

    * Nama ilmiah: Chrysoprase Chalcedony (anggota utama dari quartz family minerals yang mengandung unsur nikel)
    * Daerah asal bungbulang garut dari kecamatan Bungbulang kabupaten Garut
    * Batu garut yang terkenal berwarna hijau (hijau garut / batu ohen hijau kristal)
    * Disebut batu ohen hijau karena ditemukan di lahan milik abah Ohen

Batu Kalimaya:

    * Nama ilmiah: Opal
    * Biasa disebut orang Indonesia Biduri Kluwung
    * Berwarna putih, abu-abu, ungu-putih, hijau, biru, hitam seperti awan yang di selimuti mega dan terlihat bintang-bintang warna emas
    * Kalimaya yang memiliki perpaduan warna merah dan hitam merupakan jenis yang langka. Sedangkan Kalimaya yang memiliki perpaduan warna putih       dan hijau merupakan jenis yang umum dan sering ditemukan.
    * Kekerasan 5,5 sampai 6 skala Mohr
    * Susunan kimia:  kiezelzuur dan air dengan bercampur bermacam-macam logam yang menyebabkan terjadinya warna-warna yang seakan hidup dan       berganti-ganti
    * Batu opal dapat ditemukan di:  India, Tiongkok, Mesir, Sri Lanka, Mexico, Australia, Philipina, Vietnam, Birma, Amerika, Eropa, Machuria, dan Indonesia       (opal putih ditemukan dibilangan Garut dan Pelabuhan Ratu (Sukabumi)
    * Satu-satunya tempat di dunia dari kalimaya hitam adalah parit atau tambang batu jenis itu di Lighting Ridge, dekat Darling, wilayah New South Wales       (autralia)
    * Hingga kini Australia masih menjadi pemasok terbesar batu Kalimaya. Negeri Kanguru itu memproduksi 97 persen dari pasokan Kalimaya dunia.
    * Ada perbedaan pendapat terkait asal usul nama Opal. Sebagian kalangan meyakini nama Opal diambil dari istilah Romawi, Opalus. Mengacu kepada istri       Saturnus dan dewi kesuburan yang bernama Opalia. Pendapat lain mengatakan penggunaan nama Opal berasal dari bahasa Yunani, opillos yang       memiliki dua makna. Makna pertama berarti melihat. Dan makna kedua adalah ‘sesuatu yang lain’ atau ‘perubahan’
    * Namun, ada juga pendapat yang mengatakan nama Opal berasal dari bahasa sansekerta, Upala.
    * Kepercayaan asal nama Opal dari bahasa Sanskerta mengacu kepada catatan Romawi sekitar tahun 250 SM. Awalnya batu ini diketahui memiliki nama       yang bermacam-macam dan baru dibakukan penggunaan nama Opal setelah 250 SM. Dalam catatan tersebut diketahui Opal didatangkan oleh pedagang       Bosporus yang mengaku memasok Opal dari India.

Batu Lumut Aceh (Indocrase):

    * Biasa disebut juga Giok Aceh.
    * Batu lumut Aceh memiliki ciri khas warna hijau dengan serat mirip lumut dan termasuk jenis batu kristal tembus cahaya jika disenter.
    * Batu yang didapat dari Nagan Raya dan Sungai Lumut, Aceh Tengah dan Gayo Lues, ini merupakan batu original Aceh.
    * Giok Nagan berewarna hijau terang dan giok di Sungai Lumut berwarna hijau tua
    * Giok Aceh mempunyai ciri khas, jika dipegang terasa dingin, berbeda dengan batu mulia dari Garut dan batu bacan yang tidak dingin tapi memiliki       kelebihan warna yang indah.
    * Idocrase yang secara visual berwarna hijau dan ada pengaruh coklat dan kuning, idocrase sering sekali bercampur Hydrogrossular Garnet. Di dalam       perdagangan internasional Idocrase juga dikenal dengan sebutan Vesuvianite, Californite, California Jade. Tapi yang pasti idocrase sama sekali bukan       merupakan varian dari Jade atau Nephrite Jade.
    * Warna lumut aceh bervariasi, ada yang full dengan lumut hijaunya dan klep air (giwang dalam bahasa aceh). Untuk kwalitas super, hampir tidak ada       kapurnya.

Batu Sungai Dareh:

    * Batu yang juga dikenal dengan sebutan giok kandi ini tidak hanya kesohor di Indonesia tapi sampai mancanegara. Popularitas batu menanjka sejak        Presiden Amerika Barack Obama dikabarkan mengenakan batu cincin asal Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat itu di jari tangannya.
    * Batu sungai dareh memiliki banyak sebutan diantaranya batu lumuik, batu lumut, giok sumatera dan giok kandi.
    * Kunikan dan kelebihan atau keistimewaan batu sungai dareh terletak pada corak an warna batu yang sangat menawan. Batu ini juga memiliki kekerasan       standar batu mulia kualitas internasional dengan keras 7 skala mohs atau sama dengan batui Giok china yang telah dikenal manusia ribuan tahun lalu.
    * Batu ini sebenarnya sudah dikenal sejak lama, tepatnya sekitar tahun 1970-an. Hanya saja waktu itu sampai dalam beberapa terakhir ini batu akik masih       belum banyak dikenal dan belum diminati masyarakat secara luas. Namun belakangan ini batu akik telah menjadi tren dan diskai banyak orang       termasuk kalangan muda.
    * Pada sekitar tahun 70-an batu sungai dareh ini dikenal masyarakat dengan nama ‘Giok Kandi’ karena batu itu pertama ditemukan di Sungai Kandi dan       Bukit Puti Bungsu Solok Selatan Sumatera. Sedangkan batu yang banyak ditemukan di daerah Sungai Dareh seperti nama yang melekat pada batu ini,       diyakini masyarakat sumatera merupakan cikal bakal batu dari daerah Kandi yang terbawa arus sungai.
    * Sungai Dareh sendiri berada di Nagari Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Dharmasraya. Sungai Dareh dan Pulau Punjung dipisahkan oleh Sungai       Batanghari
    * Khasiat batu lumuik sungai dareh diantaranya : Dipercaya dapat meningkatkan keselarasan dengan alam sekitar – menjaga keseimbangan emosional –       membuat stamina menjadi lebih kuat dan bersemangat – Menetralisir racun dalam tubuh – Bagi mereka yang memiliki aktivitas di luar dapat dijadikan       sebagai perlindungan diri (hanya allah yang maha melindungi). Warna hijau pada batu ini : dapat memperkuat daya kerja jantung – saraf – atau fisik       secara umum. Kualitas batu yang setara dengan Giok (jade) dipercaya untuk menghilangkan stres, relaxasi dan menyelaraskan pikiran – Bijaksana dan       menghambat energi negatif dalam tubuh.
    * Sungai dareh juga terdiri dari berbagai jenis baik berdasarkan warna, karakter, corak maupun kualitas batu, sehingga batu ini dikenal dengan banyak       nama seperti batu sungai dareh pucuk pisang, kumbang jati, kristal dan masih banyak jenis lainnya dengan beragam nama.
    * Untuk jenis pucuk pisang kristal batu dan warna terlihat hijau muda agak kekuningan dan terdapat belang hijau tua didalamnya, bagitu juga dengan       kumbang tentu ada perbedaan dengan jenis lainnya.
    * Warna batu sungai dareh setidaknya ada 68 warna. Jenis yang sangat populer adalah kumbang jati dan pucuk pisang. Batu ini memiliki empat kesamaan       warna, yaitu dengan kopas, jamrud, giok dan yakub.


Batu Zamrud:

    * Komposisi zamrud adalah senyawa Al2Be3[Si6O18]
    * Indeks bias: 2,67 – 2,78
    * Sistem kristal: heksagonal
    * Warna bervariasi, dari hijau muda, hijau kekuningan, hijau kebiruan sampai hijau tua
    * Mayoritas mineral zamrud membawa ciri khas alami berupa retakan-retakan ataupun serat-serat
    * Zamrud termasuk mineral silikat beril (mengandung beryllium), dan warna hijaunya disebabkan oleh kelumit kromium
    * Adanya vanadium dan besi menyertai kelumit kromium itu menyebabkan berbagai ragam warna pada zamrud
    * Kekerasan zamrud berada pada 7,5 dalam skala Mohr
    * Penghasil zamrud kwalitas tinggi adalah Kolumbia, Siberia, Afrika Selatan, Zimbabwe, Australia dan Brazil
    * Kata Emeral berasal dari bahasa Perancis lama: Esmeraude dan Inggris pertengahan: Emeraude, yang berarti kehijauan
    * Zamrud diyakini sebagai lambang cinta sejati dan kebijaksanaan










Berburu Batu Bio Solar dan Giok di Tanah Gayo

Takengon, Aceh Tengah, memang gudangnya batu. Bagaimana tidak, secara geografis kawasan perbukitan yang terletak pada ketinggian antara 1.200 – 1.700 Meter dari permukaan laut (Mdpl) dengan beberapa aliran sungainya menyimpan segudang jenis batu. Salah satunya adalah jenis Batu Giok. Sehingga tak ayal dalam kurun waktu enam bulan terakhir kawasan ini diramaikan oleh para kolektor batu dari dalam negeri maupun luar.

 Akibatnya perburuan batu indah yang diduga dilakukan secara illegal ini kian ‘menggila’ di sana. Terutama di Kec. Linge dan sebagian kecil di Kec. Atu Lintang dan Jagong Jeget. Bahkan, selain penduduk lokal ‘menjarahnya’, para kolektor juga datang menyambanginya.

Tamu tak diundang itu diduga dengan sengaja menyantroni kekayaan alam di tanah Gayo ini. Kehadiran pemburu batu tersebut bak makhluk halus, tak pernah mengenal waktu, bukan hanya siang tapi juga malam. Mereka tiba-tiba muncul bergentayangan, dan Seketika hilang tanpa jejak setelah mendapat batu buruannya.

Konon, karena spesialnya nilai batu alam ini, mulai tercium adanya indikasi maraknya praktek penyeludupan ke luar daerah Gayo, meski sebagian diantaranya masih ada tersisa dan beredar di pasar lokal. Harganya juga cukup bervariatif, mulai dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah. Tergantung jenis dan kualitas batu.

Ironinya, tingginya minat pemburu ‘gelap’ (kolektor) terhadap batu mulia, menyebabkan sebagian warga mulai banting setir, yang semula berprofesi sebagai petani kini jadi peburu batu. Tak tanggung-tanggung, demi mendapatkan ‘segenggam permata’ ada yang rela meninggalkan anak dan istri di rumah selama berhari-hari.

“Untuk berburu batu, kadangkala kami menghabiskan waktu berhari-hari. Walau penghasilan kami belum jelas karena tidak ada standar nilai jual, namun ada saja hasil yang dibawa pulang,” kata Hasan, seorang peburu batu di Linge.

Berdasarkan penuturannya, guna mendapatkan batu mulia terutama jenis giok, dia bersama teman- temannya, harus rela menelusuri belantara rimba. Meninggalkan anak dan istri di rumah. Kemudian, menuju salah satu lokasi di mana ditemukan batu giok di Linge. Di mana sebelumnya areal tersebut diperkirakan terdapat 5 ton giok. Namun kondisinya saat ini sudah hampir habis.

“Jalur kami dalam mencari batu dimulai dari Kp. Lumut menuju Kp. Kelampo (lokasi giok), biasanya mencapai tujuan dimaksud, kita harus berjalan kaki selama 2 hari. Namun, karena sekitar 5 ton giok di sana sudah habis ditambang. Kini, pencari batu mulai beralih ke Wih Nukem. Areal baru ini kabarnya terdapat sekitar 8 ton bongkahan batu giok.”

“Menuju Wih Nukem ini sendiri, membutuhkan waktu tiga hari perjalanan darat dari arah Kp. Kelampo, dengan melintasi medan rumit. Pencari giok ke sana harus melalui jalur setapak, melewati bukit curam, pematang, derasnya arus sungai serta hutan perawan. Lokasi ini, awalnya ditemukan oleh para pencari rotan,” jelasnya.

Untuk memotong bongkahan batu, mereka mengunakan alat tradisional berupa gergaji besi dan pahat. “Alat-alat tersebut digunakan untuk mengambil contoh batu saja. Artinya, jika batunya positif ada yang membeli, maka kolektorlah yang langsung memberikan alat lebih canggih seperti mesin pemotong bongkahan,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Hanafiah, pencari dan penghobi batu asal Kota Takengon. Menurutnya, tingginya minat kolektor untuk mendapatkan batu dari hasil alam dari Gayo,ini karena kualitasnya sangat baik. Di mana ukuran kekerasan batu mencapai 7,8 MOHS.

“Saat ini di Linge, khususnya Kp. Lumut, Owak, Kala Ili, Jamat dan Lane, nyaris di setiap rumah menyimpan batu cincin yang kondisinya masih berupa bongkahan (rough). Jenisnya juga cukup bervariasi, bukan hanya giok lumut atau jenis timun, namun ada juga solar, idocrase (giok langka/super) dan spotlight (giok untuk perhiasan),” katanya.

Harga batu ‘mentah’ hasil temuan para pencari ini juga dijual dengan nilai beragam oleh warga. Khusus giok, kolektor menawarnya Rp250.000-Rp450.000 per kilogram. Sedang jenis solar, di patok dengan harga jutaan rupiah, tergantung kualitas serta besar atau kecilnya bongkahan yang ditemukan.

“Kolektor yang datang bukan saja dari wilayah Aceh seperti Banda Aceh, Lhokseumawe, Langsa dan Biruen, namun ada yang dari Medan dan Pulau Jawa. Mereka kerap membeli barang incarannya langsung dari warga lokal, pencari batu,” ujarnya.

Terpisah, terkait soal maraknya perambahan batu mulia di Gayo Lut ini, Kadis Energi Sumber Daya dan Meneral (ESDM) Aceh Tengah, Munzir, saat dimintai Waspada keterangannya, memberikan pernyataan mencegangkan. Dikatakan, pihaknya tidak melarang adanya pengambilan jenis batu-batu mulia ini. Namun, jangan sampai merusak alam dan lingkungan di sekitarnya.

“Tak ada persoalan, jika ada warga mencari batu giok dan jenis lainnya untuk menopang ekonomi keluarganya. Saya kira lebih baik mereka mencari batu-batu tersebut dari pada menambang emas dengan menggunakan mercuri yang sifatnya bisa merusak lingkungan,” sebutnya.

Apa ada aturan mengikat atau melarang? Munzir menjelaskan, setiap harta kekayaan negara tentunya dilindungi undang-undang. Namun mengenai bebatuan mulia ini sifatnya belum penambangan, tapi masih sebatas pengambilan bongkahan di darat.

Selanjutnya, ditanya soal maraknya penyeludupan batu khususnya untuk sample, Munzir menambahkan hal itu tidak benar. “Tidak mungkin kalau batu seperti giok bisa keluar daerah. Kalaupun benar, tentunya sudah ada yang tertangkap tangan oleh petugas. Paling tidak jika ada yang membawanya via bandara. Jadi, tidak benar itu, kalau batu dari daerah ini telah diseludupkan,” kilah Munzir.

Menurut dia, guna membantu masyarakat melalui adanya jenis batu berharga ini, pihaknya akan membina pengrajin batu. Sehingga batu-batu tersebut bisa dijadikan perhiasan yang nantinya bisa bernilai jual lebih tinggi. Dengan begitu diharap warga tidak lagi menjualnya secara sembarangan ke kolektor lokal maupun luar daerah.

“Kami telah mendata kemudian memanggil beberapa tukang batu untuk dibina. Dengan begitu keberadaan batu yang diincar warga di Linge bisa dijadikan  sebagai bahan perhiasan bagi masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari salah satu upaya yang akan kami lakukan,” sebutnya.

Cara Merawat Batu Bacan Kristal agar Lebih Mengkristal

Penggemar batu permata atau batu mulia pasti telah paham apa itu batu Bacan. Batu berwarna hijau dengan corak hitam di beberapa bagiannya tersebut kini sedang jadi primadona. Keindahan batu Bacan yang sering disebut juga batu Giok Indonesia itu bahkan telah terdengar hingga ke  Taiwan dan China, menyebabkan permintaan dan harga batu tersebut melonjak tajam.

Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.

Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.

Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.

Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.

Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.

Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.

Salah saru ciri batu bacan yang baik dan asli bisa terlihat dari kondisi batu yang sudah kristal secara sempurna, bening dan mengkilap termasuk tidak memiliki banyak bercak hitam, namun untuk corak yang seperti itu sudah dapat dipastikan harganya sangat tinggi. Kebanyakan penggemar pemula yang masih enggan merogoh kocek yang dalam, biasanya lebih memilih jenis bacan yang agak muda dengan ciri warna gelap atau tidak bening dan tampak keputihan.

Batu bacan semacam itu disebabkan batu masih muda dan masih banyak menyimpan zat kapur didalamnya. Tapi karena tingginya permintaan dan banyaknya peminat, membuat harga batu bacan itu terus mengalami peningkatan harga, sehingga batu yang masih belum mengkristal pun tetap laku dipasaran dengan harga yang lebih terjangkau.

Bagi mereka yang sudah berpengalaman merawat atau mentreatment batu permata seperti batu bacan yang masih muda agar cepat kristal bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengangkat zat kapur yang ada didalamnya dengan cara merendam batu. Hanya saja bagi yang belum berpengalaman bisa saja gagal bahkan bisa mengakibatkan kerusakan pada batu.

Lalu bagaimana cara merawat batu bacan yang sudah jadi kristal agar lebih mengkristal lebih sempurana???

Berikut ini cara yang bisa dilakukan:

1.Luangkan waktu untuk selalu membersihkan batu dengan air yang sudah dicampur dengan sabun. Gosok batu secara berlahan menggunakan kain lembut untuk menghindari terjadinya goresan terlebih jika lap kain yang digunakan kotor.

2.Hindari dari benturan keras dengan benda lain baik saat bekerja atau melakukan aktivitas lain. Hal itu untuk menjaga batu agar tidak tergores atau meninggalkan bekas goresan benda lain pada permukaan
Jangan dibawa tidur. Sebaiknya jika hendak tidur lepaskan saja dan letakkan ditempat yang terbuka agar terkena angin.

3.Jika batu sedang tidak dipakai jangan menyimpan di tempat tertutup seperti dalam kotak, terutama untuk batu bacan yang masih dalam proses kristal. Hal itu diperlukan untuk membantu batu berproses secara alami alami lebih mengkristal.

4.Mengkilapkan batu dengan cara mengoles batu dengan minyak zaitun atau minyak angin dan baby oil agar batu bisa lebih berkilau. Namun yang paling mudah dan aman cukup dengan menggosk-gosokkan pada kain kering.

Namun beberapa hal yang harus diperhatikan seblum melakukan banyak hal terutama dalam hal perawatan dan treatment terhadap batu bacan yang anda miliki sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, Apa hal itu sudah benar dilakukan.

Sebaiknya jangan melakukan hal-hal aneh, apa lagi jika batu sudah mengkristal sebab jika terjadi kesalahan Treatment, bukannya batu menjadi labih bagus justru bisa berubah menjadi hangus atau rusak.

    Penggemar batu permata atau batu mulia pasti telah paham apa itu batu Bacan. Batu berwarna hijau dengan corak hitam di beberapa bagiannya tersebut kini sedang jadi primadona. Keindahan batu Bacan yang sering disebut juga batu Giok Indonesia itu bahkan telah terdengar hingga ke  Taiwan dan China, menyebabkan permintaan dan harga batu tersebut melonjak tajam.

Batu Bacan (chrysocola) di tanah air hanya dapat ditemukan di daerah Maluku Utara, tepatnya Kabupaten Halmahera Selatan di sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Bacan. Jenisnya dinamakan sesuai dengan nama daerah dimana Bacan tersebut diketemukan.

Ada Bacan Doko, sebab berasal dari daerah Doko, Pulau Bacan. Serta Bacan Palamea, yang ditambang dari daerah Palamea, di pulau yang sama. Yang membedakan adalah warna yang dimiliki oleh Bacan kedua daerah itu tak sama. Warna kehijauan, berarti Bacan Doko, sedangkan warna kebiruan adalah Bacan Palamea.

Keunikan dari batu Bacan adalah semakin lama ia akan berubah warna makin terang karena proses kristalisasi (silisifikasi) yang terjadi secara alami. Ada yang percaya bahwa seiring makin beningnya warna Bacan, berarti pemiliknya akan makin hoki atau banyak rejeki.

Sayangnya, keberadaan batu Bacan kini makin sulit didapat di daerah asalnya. Konon, penggalian untuk memperoleh batu berharga tersebut kini telah mencapai ratusan meter di bawah permukaan tanah.

Karena itu, harga Bacan bertambah mahal dan langka, sebab banyak kolektor dan pedagang yang berlomba-lomba memperolehnya. Belum lagi pembeli dari Taiwan dan China yang juga berani memasang harga tinggi untuk memperoleh batu Giok Indonesia tersebut.

Harga batu Bacan dipasaran berkisar Rp 40 juta – Rp 100 juta per kilogram, atau Rp 200 ribu – Rp 2 juta dengan ukuran kecil untuk mata cincin. Luar biasa.

Batu Akik Yang Dianggap Bertuah

Berbicara mengenai batu bertuah tentunya tidak lepas dari kata mistik (supranatural). Dan inilah yang menjadi faktor utama kenapa batu bertuah banyak dicari dan diburu oleh banyak orang. Mengenai hajat yang ingin dikehendaki tentunya tergantung pada pribadi masing-masing orang yang ingin mendapatkan batu bertuah. Ada yang digunakan sebagai sarana pengasihan (cinta), sarana penglarisan dagangan, sarana untuk jabatan, sarana kewibawaan, sarana untuk menjadi pribadi yang tangguh dan lain sebagainya.

Nah, berikut beberapa jenis batu yang dianggap bertuah dan paling banyak dicari dan diburu oleh banyak orang:

1. Batu Kecubung
  
Batu Kecubung dianggap bermaanfaat batu bertuah. Dalam sejarah warna  ungu merupakan warna yang digunakan oleh Raja, Ratu dan anggota keluarga kerajaan. Secara metafisika, batu kecubung dipercaya oleh sebagian orang mempunyai banyak manfaat yang memberi pengaruh terhadap kesuksesan hidup. Termasuk di dalamnya adalah pemancar pesona, membangkitkan percaya diri, percintaan, kewibawaan dan sensualitas. Masyarakat Yunani kuno meyakini bahwa batu kecubung bisa digunakan untuk meringankan mabuk saat meminum minuman beralkohol. Itulah sebabnya, pada masa itu para bangsawan memiliki gelas yang terbuat dari batu kecubung. Sementara masyarakat Eropa pada abad pertengahan mempercayai bahwa batu kecubung memiliki manfaat  sebagai perlindungan diri terhadap nasib buruk dan serangan sihir.

Batu kecubung dianggap memancarkan energi pesona yang luar biasa pada siapa pun yang memakainya. Oleh karena itulah di Indonesia, batu kecubung sering digunakan sebagai media pengasihan. Agar pesona si pemakai batu kecubung memancar dengan maksimal sehingga tampak lebih cantik atau tampan. Selain itu, batu kecubung juga dianggap mampu memancarkan energi spiritualitas yang akan meningkatkan kharisma dan kewibawaan penggunanya. Oleh karenanya, Sejarah mencatat banyak Penguasa,Raja atau Pemimpin yang memiliki perhiasan batu kecubung.

2. Batu Bertuah Mata Kucing

Batu Mata Kucing atau Cat Eye sejak zaman dahulu dikenal dan dianggap sebagai hewan yang diselubungi berbagai macam mitos dan aneka kepercayaan supranatural. Sejak 6000 tahun SM di Mesir, kucing dipercaya dan dianggap sebagai jelmaan dari dewa pelindung rumah. Berbeda dengan anggapan di Jerman dan sejumlah negara di Asia Timur dan Eropa lainnya. Kucing dianggap membawa bencana dan petaka, terutama kucing yang berwarna hitam.

Apapun anggapan terhadap hewan ini, tidak dielakkan bahwa keeksotisan kucing dapat kita saksikan di bagian sorot matanya yang memancarkan warna menarik ketika dalam keadaan minim cahaya. Warnanya yang kuning cemerlang memancarkan cahaya begitu indah jika dipandang. Sama indahnya dengan warna sebuah batu mulia yang sering disebut “Cat Eye”.

Batu mata kucing atau Cat Eye stone merupakan batu mulia yang memiliki guratan yang memantulkan sinar mempesona. Sebagian besar batu Cat Eye ini memiliki warna kuning madu, coklat kehitaman, dan hijau muda. Kekerasan batu mulia yang satu ini berkisar antara 8-9 mohs, sehingga memiliki daya tahan atau ketahanan yang sangat kuat.

Kemilau yang tampak dari batu mata kucing ini memiliki keunikan tersendiri bila disandingkan dengan batu mulia lainnya. Guratan sinar di tengah-tengahnya memberikan aura bagi pemakainya. Maka tak heran jika batu mulia yang satu ini sangat digemari dan dicari oleh kalangan kolektor.

Sebagai contoh, Presiden SBY ternyata juga salah seorang yang menggemari batu mata kucing. Beliau memakainya pada jari manis di tangan sebelah kiri. Tidak tanggung-tanggung batu mata kucing yang dipakai Pak SBY adalah batu berjenis biduri mata kucing krisoberil atau chrysoberil’s cat’s – eye. Inilah yang menjadi medan aura bagi orang nomor satu di Indonesia ini. Sehingga aura yang dikeluarkannya adalah aura kewibawaan.

Presiden RI Soekarno dan Soeharto juga pernah memakai batu mata kucing. Pejabat lainnya yang dikenal sebagai pecinta batu mulia ini adalah mantan gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Selain itu juga ada konglomerat yang menjadi penggemar batu ini adalah Probosutedjo.

Beberapa negara yang dikenal sebagai penghasil batu mata kucing antaralain, India, Srilanka, Afrika, Brazil, dan juga Indonesia. Kadar kekerasannya (mohs) batu mulia pujaan para pejabat ini menempati urutan tiga besar setelah intan dan corundum. Batu mata kucing dipercaya mengeluarkan aura yang mampu menetralisir berbagai energi negatif yang ada di sekitar pemiliknya.

Batu Mata Kucing jenis kalacakra merupakan batu mulia yang dianggap di dalamnya terdapat medan energi positif. Energi positif ini dapat dimanfaatkan para pemakainya untuk berbagai keperluan dan kepentingan. Berbeda dengan batu mata kucing lainnya yang mengandalkan energi bentukan alam di dalamnya.

Nilai tambah yang dipercaya ada di dalam batu mata kucing kalacakra selain mengandung energi alami. Ia juga merupakan hasil dari penyelarasan energi dari Dewi Aura. Jadi nilai utama atau perbedaan batu mata kucing ini dengan lainnya, yaitu adanya energi bentukan alam dan energi ilahiah yang ditransfer Dewi Aura ke dalam batu mulia yang mempesona ini.

Batu mata kucing Kalacakra bisa juga disebut sebagai perpaduan antara nilai estetis dan supranatural. Nilai estetis yang kami maksudkan adalah keindahan pancaran yang bisa Anda lihat secara langsung. Betapa batu yang satu ini begitu menarik dan sedap di pandang mata. Secara sisi supranatural, kandungan power  yang ada di dalamnya bisa dirasakan oleh siapapun. Tanpa ada syarat yang aneh dan memberatkan pemakainya. Berbagai manfaat dari kekuatan batu ini bisa digunakan untuk berbagai kepentingan sesuai minat dan tujuan pemakainya.

Anda bisa membayangkan bagaimana jika mampu memancarkan pesona aura yang sangat kuat. Dengan pancaran aura tersebut berbagai macam keberhasilan diyakini bisa digapai. Segala macam kegagalan dalam berbagai aspek kehidupan Anda tiada lagi menghampiri. Hidup Anda selalu menyenangkan dan orang-orang menjadi berkesan kepada Anda. Itu adalah bagian kecil dari kekuatan yang mampu dihasilkan batu mata kucing kalacakra.

3. Batu Bertuah Combong

Bukan rahasia lagi jika banyak kalangan yang memburu batu ataupun akik combong sebagai sarana ilmu pelet dan pengasihan. Batu yang berlubang alami ini cukup melegenda dalam masyarakat akan kemampuannya sebagai sarana asmara dan pemikat hati. Ada berbagai versi mengenai asal-usul batu combong sebagai sarana pengasihan.

Di antaranya, di era Walisongo sekitar Abad ke-16, batu combong mulanya digunakan sebagai pengukur waktu untuk menjalankan ibadah shalat. Para wali menentukan kapan tiba waktu beribadah, dengan memanfaatkan cahaya matahari yang jatuh melalui celah (lubang) yang ada pada batu combong tersebut. Oleh para waliyullah batu tersebut diasah hingga menjadi lebih halus. Ternyata setelah diperhalus, batu combong tersebut memancarkan energi alami yang membuat siapapun menjadi tentram jiwanya. Sehingga kelanjutannya, batu combong digunakan sebagai sarana untuk memancarkan energi kasih sayang.

Versi lain mengungkapkan, penggunaan batu combong atau akik combong berawal dari kepercayaan kuno mengenai lingga dan yoni yang merupakan awal dari munculnya ilmu pelet dan pengasihan dari batu combong. Lingga merupakan wujud perlambangan laki-laki, sedangkan yoni perlambang perempuan. Bentuk Batu combong yang berlubang di tengahnya disebut-sebut sebagai lambang wujud dari gua garba (jalur rahim) seorang perempuan. Oleh karena karakter alami perempuan yang penuh kasih sayang dan cinta. Maka batu combong  ini pun digunakan sebagai sarana untuk pengasihan, mendapatkan cinta, asmara, dan kasih sayang.

Batu combong diyakini bisa bermanfaat dan membawa kebaikan bagi pemakainya. Pada beberapa batu combong atau juga akik combong,  jika dilihat dengan mata batin memang memiliki keistimewaan energi sebagai sarana pengasihan tingkat tinggi. Tidak heran jika banyak orang dari berbagai kalangan dan latar belakang memburu batu bertuah ini. Energi pengasihan yang ada pada batu combong ada yang secara alami berasal dari bentukan alam semesta. Juga ada yang berasal dari energi khodam yang menghuni di dalamnya.

Batu Combong merupakan sarana mistik-spiritual berupa batu bertuah yang  memiliki lubang. Bisa jadi berlubang berupa cerukan (tidak sampai menembus batu), bisa juga berlubang sampai tembus. Ada yang berlubang kecil, ada pula yang memiliki lubang cukup besar. Batu combong memiliki manfaat sebagai sarana pengasihan, meluluhkan hati, kasih sayang, dan pesona diri.

Batu combong akan membuat magnet cinta dimanapun Anda berada. Membukakan peluang besar untuk mendapatkan cinta. Memuluskan perjuangan Anda dalam mendapatkan jodoh yang diharapkan. Memudahkan Anda menemukan orang yang tepat, yang akan menjadi pendamping hidup Anda dunia-akhirat. Mengunci hati pasangan agar tidak berpaling/berkhianat. Melunakkan hati siapapun yang bersikap keras terhadap Anda. Juga mengembalikan hubungan romantisme Anda dengan pasangan.

4. Batu Bertuah Sulaiman

Batu Sulaiman diyakini sebagai batu pilihan berkhodam jin yang hidup pada masa Nabi Sulaiman. Batu Sulaiman mempunyai kekhususan khasiat dalam bidang perlindungan, kekayaan, kemakmuran, kecerdasan, percaya diri dan kewibawaan. Dengan paduan berbagai khasiat tersebut, maka Batu Sulaiman sangat cocok dimiliki oleh siapa pun. Khususnya pengusaha, pejabat pemerintah, guru/dosen, mahasiswa, tuan tanah, pedagang dan petani.

Media yang digunakan sebagai wadak Batu Sulaiman adalah batu dengan kualitas terbaik. Didukung dengan khodam jin dengan level spiritualitas tinggi, Batu Sulaiman diyakini mampu memancarkan energi positif yang sangat kuat. Khodam jin yang diisikan diyakini merupakan khodam jin dari pasukan Nabi Sulaiman.

Uraian diatas hanyalah contoh yang dipercayai sebagian orang zaman dulu.Namun saya yakin untuk penggemar batu yang ada sekarang, lebih cenderung gemar mengkoleksi batu permata karena nilai seni semata.