Daerah Perbukitan Pacitan tidak cuma menghasilkan batu akik atau nama kerennya agate, tapi juga terdapat banyak sekali mineral berharga lainnya antara lain Crystal Quartz (seperti gambar diatas). Banyak juga fosil kayu yang pastinya berumur jutaan tahun tersebar di berbagi tempat di Pacitan. Penduduk lokal daerah pegunungan kadang juga menemukan artefak-artefak jaman purba seperti kapak perimbas, mata panah, dll. Membuktikan bahwa daerah ini telah ditempati oleh manusia beratus tahun yang lalu.
Daerah pegunungan dan sungai di perbukitan Pacitan merupakan sumber berbagai jenis batu Agate seperti chalcedony, onyx, sardonyx, jasper, carnelian, dll. Para kolektor batu banyak yang mengincar batu agate gambar dengan kualitas bagus dari para pengrajin batu akik Pacitan. Batu natural Crystal dari daerah ini juga lumayan besar-besar dan bening.
Salah satu ciri khas dusun Donorejo adalah nama jalan yang unik. Setiap gang di dusun itu dinamai dengan nama jenis batu mulia kelas dunia. Walaupun batu-batu mulia seperti Emerald, Turqoise, atau Safir tidak ditemukan di daerah ini. Yang tidak saya temukan adalah nama Akik, mungkin mereka lupa menamai salah satu gang sesuai produksi utama mereka.
Mengingat potensi yang begitu bagus dari daerah ini, sudah sewajarnya pemerintah membantu memajukan usaha rakyat ini. Tapi apa mau dikata, selama pemerintahan belum bersih dari Kolusi, Korupsi, dan Nepostisme rakyat kecil hanya menjadi tumbal kekuasan saja ( weh kok malah ke politik ni!!). Semoga Indonesia sembuh dari penyakin kronis ini!! Cintailah Produk-Produk Indonesia!! (kecuali produk Korupsi, Kolusi, nepostisme, dll ya!!
Menurut seorang pakar batu bernama Mbah Paiman Timbul menemukan specimen batu mulia jenis chalcedony berwarna muda dengan bias sinar yang lembut dan memiliki serat yang dinamakan punggung atau cangkang kura-kura.
Batu jenis ini memiliki satu atau lebih ciri-ciri seperti berikut :
1. Secara kasat mata tampak motif punggung atau cangkang kura-kura
2. Ster seperti moonstone atau biduri bulan
3. Inklusinya memiliki garis memanjang dari sudut yang satu ke sudut lainnya atau yang biasa disebut dengan cat eyes / mata kucing
4. Mampu menyerap cahaya sehingga terjadi perubahan warna tergantung intensitas warna yang masuk bukan hanya satu bahkan dapat dua dan tiga warna sekaligus. Dibutuhkan keahlian khusus untuk menganalisa ciri yang nomor empat ini.
Batu Pacitan memiliki beraneka warna yang menentukan harga sebuah batu tersebut. Warna keemasan menempati tingkat tertinggi di mata pecinta batu tanah air dan luar negeri karena dianggap memiliki aura keberuntungan atau hoki bagi siapa saja yang memakainya walaupun hal ini masih sebatas perbincangan dari mulut ke mulut. Golongan warna tersebut antara lain:
1. Warna keemasan (yellow chalcedony): Golden Supreme.
2. Warna kuning muda / sinar mentari pagi ( Light yellow chalcedony) : Supreme sunrise
3. Warna merah keemasan / red baron (Golden reddish)
4. Warna putih (white chalcedony): Princess Ndasar snow white & Princess Keladen snow white
5. Warna orange yellow / matahari terbenam terbaik (supreme sunset)
6. Warna semu kehijauan, merah muda atau abu-abu / calon raja : Prince
Sumber tambangnya ada 2 yakni dari bukit Ndasar dan sungai Keladen. Sehingga banyak yang menyebut batu cincin pacitan keladen. Tambang yang di bukit Ndasar sebagai tambang primer sedangkan dari sungai Keladen disebut sekunder. Namun serat yang dari sungai lebih bagus karena berkolaborasi dengan material lain sehingga unsur mineralnya lebih tinggi.
Ada sebuah pelajaran berharga seperti yang terjadi pada batu hijau keladen. Akibat eksploitasi besar-besaran yang tidak terkontrol membuat jenis batu legendaris ini sangat sulit didapatkan bila boleh disebut habis pada sumbernya. Dan juga akibat melimpahnya stok harganya jatuh di pasaran. Oleh karena itu semoga hal ini tidak terjadi pada jenis lainnya. Kearifan para penambang dan pecinta batu pacitan sangat memegang peran penting terhadap kelestarian alam.
0 comments:
Post a Comment